Mengapa
digunakan istilah “Bahasa Indonesia”? Pertanyaan ini mungkin sering kali
terlintas dalam benak kita. Bahkan kita mungkin juga bertanya-tanya, dari mana sih kata “Indonesia” itu didapatkan?
Penggunaan
istilah Indonesia diawali dengan
diterbitkannya sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of The Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA) atau
Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur pada tahun 1847 di Singapura. Jurnal ini
dikelola oleh James Richardson Logan dari Skotlandia. Kemudian pada tahun 1849
seorang ahli etnologi dari Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865),
menulis artikel On the Leading
Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations.
Dalam artikelnya itu, Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk
Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (“nesos”
dalam bahasa Yunani berarti “pulau”). “...
Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi ‘Orang
Indunesia’ atau Orang Malayunesia’”.
Dalam JIAEA
Volume IV itu juga, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya,
Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan Hindia, sebeb istilah Indian Archipelago atau Kepulauan
Hindia terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama
Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u pada kata Indunesia diganti dengan
huruf o agar pengucapannya lebih baik sehingga lahirlah istilah Indonesia.
Orang
Indonesia yang mula-mula menggunakan istilah Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara. Ketika
dibunag ke negeri Belanda pada tahun 1913, beliau mendirikan sebuah biro pers
dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Pada dasawarsa 1920-an, nama Indonesia
yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh
tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, sehingga nama Indonesia akhirnya memiliki makna
politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan.
Di Indonesia,
Dr. Soetomo mendirikan Indonesische Study
Club pada tahun 1924. Pada tahun 1925, Jong
Islamieten Bond membentuk kepanduan National Indonesische Padvinderij
(Natipij). Itulah organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama Indonesia. Akhirnya nama Indonesia dinobatkan sebagai nama tanah
air, bangsa, dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28
Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Sumber :
Doyin, Mukh dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri
Semarang.
No comments:
Post a Comment