Friday, 25 September 2015

Mengapa Digunakan Istilah “Bahasa Indonesia”?

Mengapa digunakan istilah “Bahasa Indonesia”? Pertanyaan ini mungkin sering kali terlintas dalam benak kita. Bahkan kita mungkin juga bertanya-tanya, dari mana sih kata “Indonesia” itu didapatkan?

Penggunaan istilah Indonesia diawali dengan diterbitkannya sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of The Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA) atau Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur pada tahun 1847 di Singapura. Jurnal ini dikelola oleh James Richardson Logan dari Skotlandia. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi dari Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu, Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (“nesos” dalam bahasa Yunani berarti “pulau”). “... Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi ‘Orang Indunesia’ atau Orang Malayunesia’”.

Dalam JIAEA Volume IV itu juga, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan Hindia, sebeb istilah Indian Archipelago atau Kepulauan Hindia terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u pada kata Indunesia diganti dengan huruf o agar pengucapannya lebih baik sehingga lahirlah istilah Indonesia.

Orang Indonesia yang mula-mula menggunakan istilah Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara. Ketika dibunag ke negeri Belanda pada tahun 1913, beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau. Pada dasawarsa 1920-an, nama Indonesia yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, sehingga nama Indonesia akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan.

Di Indonesia, Dr. Soetomo mendirikan Indonesische Study Club pada tahun 1924. Pada tahun 1925, Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan  National Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama Indonesia. Akhirnya nama Indonesia dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa, dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.

Sumber :

Doyin, Mukh dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.

No comments:

Post a Comment